Sabtu, 18 Juni 2011

Ikan hias: kiri Melanotaenia ammeri dan kanan Hypseleotris compressa


Ekspedisi Wilayah Nusantara (EWiN) melibatkan banyak peneliti LIPI dari bermacam disiplin ilmu. Penelitian dilakukan di wilayah Raja Ampat, Papua Barat pada tahun 2007 dan 2008 masing-masing di Pulau Waigeo dan Pulau Batanta. Ekspedisi ikan air tawar di Waigeo memperoleh 591 spesimen yang terdiri dari 60 jenis yang tergolong ke dalam 29 suku, koleksi ini disimpan di Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) dengan nomer registrasi MZB 15301 – 15334 dan MZB 15581 – 15640. Total koleksi yang diperoleh berjumlah 94 nomor. Koleksi dari Batanta mendapatkan 51

jenis, 25 familia, dan dideposit di MZB sejumlah 138 nomor, dengan registrasi MZB 17030 – MZB 1716. Hasil koleksi mengindikasikan beberapa di antaranya merupakan jenis yang baru.

Tanggal 29 Oktober sampai 9 November 2010, telah dilakukan ekspedisi dengan Conservation Internasional (CI) di wilayah Teluk Arguni, Kabupaten Kaimana, Propinsi Papua Barat. Tim akuatik dari Bidang Zoologi di bawah koordinasi Dr. Daisy Wowor, dan tim CI dikomandokan oleh Dr. Mark Erdmann. Sebagai narasumber, diundang Dr. Gerald R Allen seorang pakar ikan dari Western Australia Museum. Pengambilan contoh ikan dilakukan di 24 lokasi perairan di Distrik Teluk Arguni Bawah dan Distrik Teluk Arguni Atas. Penelitian berhasil mendapatkan 55 spesies ikan dari 20 familia, yang tergolong dalam 7
ordo. Jumlah specimen yang diperoleh pun cukup banyak yaitu 1628 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa potensi dari jenis-jenis ikan yang diperoleh di perairan Teluk Arguni, Kaimana, sebagai ikan hias (33 jenis, 60%), yang berpotensi ganda (hias dan konsumsi) 13 jenis (24%), sedangkan ikan konsumsi hanya 9 jenis (16%).

Jenis yang berpotensi sebagai ikan hias adalah ikan pelangi (Melanotaenia ammeri) dan ikan eleotrid (Hypseleotris cf. compressa). Ikan pelangi merupakan jenis baru yang dideskripsi oleh Allen, Unmack, dan Hadiaty pada tahun 2009. Ikan pelangi dari Papua laku di pasaran dan perbanyakannya pun tidak terlalu sulit dilakukan. Oleh karena itu, temuan ini bisa menambah daftar jenis yang laku diperdagangkan. Ikan eleotrid belum tampak dijual di pedagang ikan hias, namun mengingat pola warnanya yang menarik maka ikan ini berpotensi besar untuk laku di pasar. Pola reproduksinya belum banyak
diketahui, dan ini merupakan peluang penelitian baru untuk pengembang ikan hias.







Suatu peristiwa menarik dijumpai saat pemotretan terhadap ikan gobi (Mugilogobius mertoni). Dua ekor ikan yang pola warnanya menarik dimasukkan dalam akuarium untuk difoto. Ternyata keduanya ikan jantan sehingga keduanya memperlihatkan sikap siaga, tak lama kemudian terjadi pertarungan yang cukup seru sehingga salah satu di antaranya kalah dan menjauh. Perilaku ini menyerupai ikan cupang (Betta spp.) yang dikenal sebagai ikan laga dan sangat laris di kalangan penggemar ikan hias. Bila ikan ini dapat dikembang biakkan maka tidak menutup kemungkinan akan laku di

pasaran sebagai ikan laga dari Papua.

Dari 55 jenis ikan yang berhasil dikoleksi, diduga 6 jenis di antaranya merupakan jenis baru yaitu Melanotaenia sp, Glossamia sp, Pseudomugil sp1, Pseudomugil sp2, Mogurnda sp, Glossogobius sp dan Gobiopterus sp. Menindak lanjuti hasil yang menarik ini, maka pada tanggal 14-19 Desember 2010 Dr. Gerry Allen mengunjungi Laboratorium Ikhtiologi, Bidang Zoologi untuk meneliti bersama jenis-jenis baru tersebut. Koresponsendi dijalin sebelum dan sesudah kegiatan lapangan. Publikasi jenis baru Melanotaenia nsp dan Glossamia nsp sudah disiapkan untuk masuk dalam jurnal international.



dikutip dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)

0 komentar:

Translate

Entri Populer

Total Pengunjung

Pengikut